Ads 468x60px

Jalur Kaya

Mengapa Singkong

Selama ini Singkong ditanam karena umbinya merupakan sumber yang kaya karbohidrat. Padahal Singkong juga merupakan sumber kalsium dan asam askorbat yang baik. Tetapi, ada banyak alasan lain mengapa kita di Indonesia harus menanam Singkong.

Mari kita mulai dengan manfaatnya sebagai makanan, yang meliputi singkong rebus, balok (singkong goreng), tiwul, gatot, timus, bika singkong, kripik, getuk, sampai ke makanan non tradisional seperti kue kering, sagu, sayuran, bumbu makanan, mie dan terigu.

Menurut CIAT (the International Center for Tropical Agriculture), atau Pusat Internasional untuk Pertanian Tropis, Singkong merupakan makanan dari sekitar 800 juta orang di seluruh dunia.

Produk penting lainnya dari singkong adalah patinya, yang dikenal dalam perdagangan dunia sebagai tepung tapioka (tapioca flour). Diekstrak dari umbinya, digunakan oleh berbagai industri - makanan, farmasi, kertas, perekat, tekstil, pertambangan dan industri manufaktur lainnya.

Dalam industri makanan saja, pengguna tepung singkong sangat banyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung singkong dapat menggantikan tepung terigu dalam produk yang dipanggang, yaitu sebanyak 10% pada roti dan dapat lebih tinggi pada produk yang dipanggang lainnya. Produk ini juga digunakan sebagai pengental untuk sup, makanan bayi, saus dan gravies.

Tepung singkong atau tepung tapioka ini merupakan bahan tambahan yang sangat baik untuk memadatkan es krim. Ini juga merupakan pengikat baik untuk produk sosis dan produk olahan daging lainnya yang dapat mencegah produk olahan daging ini dari mengering selama dimasak.

Penggunaan singkong sebagai pakan ternak telah banyak diteliti. Berbagai studi menunjukkan bahwa pakan dari singkong dapat digunakan sebagai pengganti pakan dari biji-bijian dalam komposisi makanan hewan. Di sisi-lain, tepung daun singkong mengandung protein antara 18-20%, sehingga itu merupakan pakan ternak yang baik, tidak hanya untuk unggas tetapi juga untuk ternak lainnya.

Singkong juga bisa menjadi solusi yang baik untuk masalah perubahan iklim dan kekurangan bahan bakar. Di Cina, Thailand, dan Brasil, singkong menjadi tanaman penghasil biofuel yang penting. Sebuah studi kelayakan telah menemukan bahwa singkong memiliki rasio konversi dari pati-ke-gula yang sangat tinggi (very high starch-to-sugar conversion ratio). Kadar pati atau rendemen yang tinggi berarti bahwa persentase gula yang tinggi dapat dikonversi dari pati singkong, dan yang, pada giliran berikutnya, dibutuhkan sebagai bahan untuk menghasilkan biofuel.

Singkong juga dapat membantu mengendalikan erosi. Petani dapat mengedalikan - bahkan mencegah - erosi lereng bukit lewat tanaman singkong pagar yang ditanam dengan mengikuti metode sederhana. Tanaman singkong diberi pupuk yang banyak agar bertumbuh dengan lebat dan membiarkan daunnya lebat agar dapat dijadikan tanaman penutup tanah atau pelindung hidup yang melindungi tanah dari hujan.

Singkong adalah tanaman yang mudah tumbuh. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah gersang yang ditemukan di lereng bukit terkikis karena bertahan terhadap kondisi buruk seperti kekeringan. Ketika petani tidak bisa lagi menanam jagung atau kacang di tanah tersebut, singkong merupakan pilihan mereka.

Singkong paling baik tumbuh di tanah dengan struktur gembur seperti tanah liat berpasir. Tanah lapisan atas (top soil) harus memiliki ketebalan 30 cm. Tingkat keberhasilan yang tinggi bisa dihasilkan hampir pada semua jenis tanah, asalkan tidak tergenang air, lapisan tanah yang tipis atau berbatu.

Tanaman Singkong memerlukan pengelolaan yang sederhana seperti persiapan lahan, penanaman, penanaman ulang/penyulaman, penyiangan, pemupukan, irigasi, dan pemanenan. Perkebunan skala kecil membutuhkan 51 hari kerja untuk mengoperasikan satu hektar lahan. Jenis perkebunan sedang membutuhkan 55 hari kerja per hektar untuk melakukan semua operasi pertanian yang diperlukan.